Saya
sendiri sering mengeluh ketika saya masih bersama orang tua. Namun...... saya
sekarang menyadari, ketika saya jauh dari orang tua, jauh dari keluarga, dan
juga jauh dari teman-teman terdekat saya dahulu sewaktu SMP. Saya sekarang
justru merasa apa yang sudah mereka berikan kepada saya itu tidak sebanding
dengan apa yang sudah saya berikan kepada mereka.
Setiap pagi saya mengayuh sepeda
sejauh ±2 km untuk pergi kesakolah. Pada awalnya saya memang agak malu-malu,
namun jika teringat kedua orang tuaku dan juga adik-adikku saya merasa mendapat
support dari mereka. Tapi,,, tidak sampai disitu perjalananku untuk menuju
sekolah. Saya juga harus menunggu angkutan kota dipinggir jalan raya. Panas,
dingin, hujan, semua sudah saya rasakan untuk berjuang menuntut ilmu.
Berdesak-desakan dengan penumpang lainnya, dan juga terkadang ikut menghirup
asap rokok penumpang lain. Itu semua sekarang sudah menjadi hal biasa bagiku.
Sutelah sampai, sayapun harus kembali berjalan kaki untuk menuju sekolah yang
jaraknya ±500 m dari jalan raya. Jika ada teman yang baik hati, terkadang
mereka mau membonceng saya menuju sekolah dengan sepeda motor mereka.
Saya selalu bahagia dan ceria jika
sudah berada disekolah, karena disekolah ada banyak teman. Berbeda jika saya
sedang berada dirumah. Saya hanya menonton tv, bermain laptop, atau apapun itu.
Namu semua itu saya lakukan sendiri. Saya tidak memiliki teman seorangpun jika
sedang berada dirumah. Mungkin hanya laptop dan hp ini yang selalu menemaniku
disaat aku kesepian.
Memang pada awal saya berada disini,
saya sering menghubungi teman-teman saya yang jauh dari saya, seperti mereka
yang ada di Padang,SumBar, Mataram NTB, maupun mereka yang tetap berada
dikampung halaman sana. Namun, lama kelamaan saya merasa saya telah menggenggu
mereka. Jadi, saya putuskan untuk tidak mengganggu mereka hingga saat ini.
Dan akhirnya, sayapun semakin merasa
kesepian disini. Saya merasa telah banyak berdosa kepada orang tua saya yang
telah berjuang membesarkan saya dan juga membiayai sekolah saya sehingga saya
bisa bersekolah sampai saat ini. Terkadang, rasa kangen kepada mereka itu
sering datang. Saya selalu teringat saat-saat saya bersama mereka, seperti
dimarahi oleh ibu, bermain dengan adik-adikku, dan juga ikut mencari ikan,
pergi kehutan mencari kayu, pergi mencari burung dimalam hari,ditengah
rawa,hutan, dan hal yang paling mengesankan bagiku ialah ketika saya membantu
orang tua memanen sawit dikebun. Disaat itulah saya bisa merasakan susahnya
perjuangan mereka untuk berjuang demi keluarga.
Sebelum saya berpisah dengan orang
tua, saya sempat ikut bekerja disalah satu perkebunan kelapa sawit milik BUMN
selama 12 hari. Panas dan dingin yang saya rasakan seolah-olah menjadi makanan
saya setiap hari. Berbaur dengan para buruh, dan disinilah saya merasakan
betapa sakitnya membanting tulang untuk mendapatkan beberapa lembar rupiah.
Setelah gajihan, saya mendapat upah, dan saya juga merasakan hasil jerih payah
saya selama 12 hari bekarja. Namun semua lembaran kertas rupiah itu hanya
bertahan beberapa hari saja, tidak sebanding dengan susah dan lamanya waktu
yang telah dikeluarkan untuk memperoleh rupiah.
Dari semua pengalaman saya diatas,
saya berfikir, bahwa prinsif hidup yang tepat salama saya jauh dari orang tua
adalah “ingat mereka saat susah, dan ajaklah
mereka saat kamu merasa bahagia. Jangan ajak mereka dalam masalahmu, dan jangan
jauhi mereka dalam kebahagiaanmu.”
Semoga apa yang telah saya berikan
kepada anda semua dapat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Bagi
anda yang ingin bergabung dan mengenal saya lebih jauh, anda bisa bergabung di:
Informasi
lainnya akan segera menyusul, jadi saya harap anda sabar menunggu.
Jadikan hidup yang singkat ini sebagai
kenangan terpanjang dan terindah dalam hidupmu.
0 komentar:
Posting Komentar